Sabtu, 07 April 2012

Rok Mini “Dimata Lelaki”

roduct/medium/roma/roma-black-mini-skirt

Soal rok mini ini memang menggelitik. Saya sendiri di dalam dilema yang besar. Alasan pertama, karena saya laki-laki. Kedua, karena saya belum pernah memakai rok mini. Sebagai orang awam, saya khawatir perspektif saya terhadap rok mini, menjadi sangat subyektif, dipenuhi asumsi, dan ngawur.

Tapi sebenarnya saya selalu ingin mengajukan pertanyaan kepada setiap cewek pengguna ROK MINI atau celana super pendek di arena publik demi mendapatkan sudut pandang yang obyektif dari si pemakai agar saya tidak salah sangka.


1. “Mbak-mbak, boleh tau apakah dengan rok mini yang mbak pakai itu, saya atau kami boleh menikmati paha mbak,,??”
2. “Kalau boleh, apakah mbak sengaja agar kami melihatnya,,??,,,atau jutru risih kalau kami melihatnya,,??”
3. “Atau tolong jelaskan kepada kami, bagaimana seharusnya kami boleh menikmati paha mbaknya biar mbak merasa nyaman dan kita bisa sama-sama menikmati, agar saya merasa aman dalam menikmati paha mbak, dan mbaknya nikmat juga dilihati,,??”  

Pertanyaan ini sebenarnya penting untuk ditanyakan sebagai dasar ilmiah untuk mengambil kesimpulan, tapi belum kesampaian saya tanyakan sampai saat ini, malu nanyanya,,hehe. Dan saya memilih untuk menikmati ROK MINI tersebut secara diam-diam, dengan ‘etika’ yang sata karang sendiri agar tidak berdampak sosial yang buruk.

Ada yang bilang ini soal iman. Kalau iman kuat, ROK MINI lewat..hehe. Saya kira, setiap orang beriman yang jujur, kalau ditanya pasti menjawab akan timbul pikiran bukan-nukan ketika menjumpai gadis muda berpaha indah memakai ROK MINI atau celana pendek sekali di tempat umum. Tidak usah jauh-jauh, saya sendiri akan mengaku beriman, sholat tidak pernah lewat, kadang-kadang juga ngaji, tapi rok mini is rok mini, daya tariknya sungguhsering melewati daya tangkal iman.

Kalau ada yang bilang “ Pikiran situ aja yang jorok”, duh, singin sekali saya jawab, “Saya sudah susah payah membersihkan pikiran dari yang gak-gak, tapi situ lewat sambil menjorok-jorokkan paha,,memaksa untuk dilihat”.

Soal hak, semua memang punya hak masing-masing. Selama masih berada ditempatnya, hak menjadi  sesuatu yang aman bagi dirinya dan orang lain. Contohnya merokok, saya yakin itu adalah hak. Tidak seorangpun kecuali keluarga dan orang-orang yang bergantung hidupnya pada perokok boleh melarang orang untuk merokok. Tetapi ketika merokok ditempat umum, hak itu jadi tidak aman untuk orang lain. “Tolong ya Mas, merokoknya di ruang merokok, atau meggunakan helm full face saja biar asapnya gak terhirup oleh saya”. Gimana kalau perokok menjawab, “Ya situ jangan hirup asap rokok saya kalau memang tidak suka dengan bau asap”. Kira-kira, anda mau langsung mau mengajak adu hantam tidak,,??
Memainkan musik adalah hak. Tetapi ketika bertetangga, genjrang-genjreng di jam dua pagi di depan rumah orang, kira-kira akan membuat tidur orang terganggu tidak,,??,,Gimana kalau ketika ditegur, si pengitar menjawab,”Tolong ya bu, kalau memang tidak suka dengan suara gitar saya, ibu jangan dengerin suaranya, gitar-gitar saya kok ibu yang repot”. Kira-kira si ibu akan melempar sendal atau tidak,,??..

Kalau bermainnya di dalam kamar sendiri, di studio kedap suara, sya kira volume sebesar apapun, tak akan menjadi masalah. Minimal tidak menjadi masalah untuk orang lain.
Sama jadinya dengan rok mini dah hot pant. DI rumah, rok mini akan jadi sangat asyik, aman dan nyaman buat semuanya. Apalagi di kamar, tidak pakai rok pun akan semakin menambah suasana jadi lebih sesuatu banget. Dan, semua orang akan merasa happy dan dijamin aman. Tapi di boncengan sepeda motor, di bus, di jalanan,,,duuuh biyung, please mbak, bu, kalau sekedar saya yang lihat, dijamin akan aman..hehe.. Karena nafsu dan pikiran saya akan saya manage sedemikian rupa sehinga akan hanya meledak tanpa melukai anda. Tapi kalau yang nafsunya meledak itu lelaki yang sedang sakit parah jiwanya dan tak tahu tempat..??

Pemerkosa adalah orang yang sedang sakit jiwanya. Dan kata orang tua, mencegah lebih murah dan mudah daripada mengobati. Mengobati mereka tetap harus dilakukan karena bisa membahayakan orang lain, berapapun biaya material dan sosial yang dibutuhkan, termasuk kita memberi makan mereka di penjara seumur hidup. Tapi sambil mengobati, akan lebih cerdas, mudah dan murah, kalau kita semua juga ikut mencegah, salah satunya dengan tidak menggunakan ROK MINI di tempat umum. Masih banyak pilihan busana yang lain, yag tetap menarik (tanpa menggoda) dan pantas. Cara ini pasti lebih murah sebelum ada uang menjadi korban sakit jiwa. Kecuali, kalau memang rok mini telah menjadi sumber penghasilan pengenanya.

Mbak-mbak, ibu-ibu. Sebagai lelaki, saya selalu mengagumi perempuan. Dalam teori saya, perempuan itu setiap inchi kulitnya adalah fashion. Karena itu, benang dililit-lilitpun kebeberapa bagian tubuh, sudah seperti keindahan yang menyeluruh. Perempuan juga sangat ekspresif, mereka suka bicara, suka berdandan, dan suka menunjukkan ‘keindahan’ dirinya,,,itu memang kodrat perempuan.

Dan sedikit ini komentar lelaki. Kami-kami ini juga sangat ekspresif, tapi berbeda cara dengan perempuan. Kami tidak terlalu suka bicara, berdandan, menunjukkan keindahan diri sendiri, tetapi kami langsung berindak. Sebagian yang lain, ekpresinya justru tidak terlihat sama sekali, tetapi sesuatu dibalik celananyalah yang langsung bereksi,,hehehe

Maka, seperti kata bang napi, bilang,”KEJAHATAN TERJADI BISA BUKAN KARENA NIAT PELAKUNYA, TETAPI KARENA ADA KESEMPATAN”....


WASPADALAH,,,,,WASPADALAH,,,,,,,, :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar